Kamis, 12 September 2019

Nasionalisme Diluar Batas (OverProud)


        Rasa nasionalisme merupakan suatu pemahaman yang menciptakan rasa akan kebanggaan dan cinta kepada negara dan bangsa, untuk mempertahankan kedaulatan dan harga diri sebuah bangsa dan negara. Nasionalisme juga satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang memiliki  tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional. 
 
Sikap nasionalisme itu sangat penting bagi kehidupan bernegara namun apa jadinya jika kita terlalu nasionalis atau biasa disebut dengan istilah Overproud? Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik dan harus sesuai dengan porsinya. Hal itu juga berlaku juga pada sikap nasionalisme. Nasionalisme yang timbul secara berlebihan justru akan membuat kita menjadi orang yang radikal. Selama ini kita mengenal orang-orang yang radikal terhadap pehaman agama namun radikalisasi ini juga bisa timbul dari idealisme nasional. Akibat dari overproud ini akan menyebabkan berbagai masalah yang justru akan menganggu sistem sosial dalam bermasyarakat.

Contoh dari akibat terlalu overproud ini adalah akan sering terjadi konflik antar negara. Seperti kita mudah memandang rendah negara lain, melecehkan ideologi negara lain, merasa negara kita paling superior, menghina, dan sebagainya. Kasus yang paling kita temui adalah perseteruan Indonesia dan Malaysia. Kita sendiri suka mengolok-olok negara Malaysia dengan kata Malingsia, negara Give Away, atau Ganyang Malaysia. Kita seenaknya melecehkan negara tersebut hanya karena keselapahaman yang bisa diperbaiki dengan cara diplomasi ataupun dengan jalan damai. Tapi saat mereka membalas melecehkan negara kita, kita langsung marah besar. So budaya kekanak-kanakan ini seharusnya tak diteruskan karena akan merusak nama baik negara kita sendiri sebagai negara yang memiliki moralitas tinggi.

Aksi kekanak-kanakan antar orang Malaysia dan Indonesia ini sering kita temui saat pertandingan sepakbola. Saat timnas salahsatu negara kalah suporter langsung mengeluarkan kata-kata ejekan yang ditujukan kepada negara yang menang tersebut atas dasar tidak terima atau yang menang juga mengolok-olok negara yang kalah.

Jika ingin negara kita dihormati maka hormatilah negara lain. Jika dihina dan dilecehkan balaslah dengan prestasi dari kontribusimu untuk negara ini. Banyak sekali contoh yang bisa diambil dari sisi negatif dari overproud ini. doktrin nasionalisme seperti ini bisa datang dari media masa elektronik. Pemberitaan yang berlebihan dalam contohnya ketika nama Indonesia disebut di media internasional kita langsung berbesar kepala. Joe Taslim masuk kancah Hollywood, Radja Nainggolan pesebak bola keturunan Indonesia, Orang Indonesia ikut dalam pembuatan project film MCU, Agnes Monica konser di AS, dan yang sempat ramai adalah bahwa Obama pernah tinggal di Indonesia media kita membahas hal itu dengan sangat berlebihan sehingga mempengaruhi pola pikir kita.

Nasionalisme yang berlebihan atau overproud juga berpengaruh ketika kita menyikapi masalah politik dalam negeri. Contohnya dalam pemilu 2019 kita saling mengklaim bahwa capres yang kita dukung adalah yang paling Pancasilais. Seolah-olah Indonesia milik kita dan yang lain adalah radikal dan anti Pancasila. Satu kubuh yang lain menganggap bahwa kitalah yang cinta tanah air dan yang lain adalah antek asing, dan penghianat negara. Jadi disini siapa yang benar?, inilah contoh lain dari sikap overproud yang harus kita hindari karena hal itu secara tidak langsung merusak dan menciderai rasa nasionalisme itu sendiri.

Sebenarnya memiliki rasa Nasionalisme itu tidak salah asalkan tidak Toxic (tidak berlebihan), dan tidak melenceng dari makna Nasionalisme itu sendiri. Jika kita sudah membahas sisi negatif dari Nasionalisme yang berlebihan atau overproud maka sekarang kita bahas sisi positifnya. Sebenarnya sangat sederhana jika kita ingin menunjukan rasa nasionalisme kita. Contohnya dengan membayar pajak, tidak melanggar hukum, mendukung kebudayaan dengan ikut melestarikannya, mencintai produk dalam negeri dalam negeri dengan memakai batik, mendukung dan berkontribusi dalam pendidikan dan kesejahteraan bersama. Semua itu sangat mudah sekali dari pada kita perang argumen atau cari perhatian dengan negara lain. Cerminan negara adalah masyarakatnya itu sendiri. Jika kita baik dan berprestasi maka negara juga akan terlihat baik dan dikenal berprestasi pula.




0 Comments

Posting Komentar