Rasa nasionalisme merupakan suatu pemahaman yang
menciptakan rasa akan kebanggaan dan cinta kepada negara dan bangsa, untuk
mempertahankan kedaulatan dan harga diri sebuah bangsa dan negara. Nasionalisme
juga satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang memiliki tujuan atau cita-cita yang sama dalam
mewujudkan kepentingan nasional.
Sikap nasionalisme itu sangat penting bagi
kehidupan bernegara namun apa jadinya jika kita terlalu nasionalis atau biasa disebut
dengan istilah Overproud? Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik dan
harus sesuai dengan porsinya. Hal itu juga berlaku juga pada sikap
nasionalisme. Nasionalisme yang timbul secara berlebihan justru akan membuat
kita menjadi orang yang radikal. Selama ini kita mengenal orang-orang yang
radikal terhadap pehaman agama namun radikalisasi ini juga bisa timbul dari
idealisme nasional. Akibat dari overproud ini akan menyebabkan berbagai masalah
yang justru akan menganggu sistem sosial dalam bermasyarakat.
Contoh dari akibat terlalu overproud ini adalah
akan sering terjadi konflik antar negara. Seperti kita mudah memandang rendah
negara lain, melecehkan ideologi negara lain, merasa negara kita paling
superior, menghina, dan sebagainya. Kasus yang paling kita temui adalah
perseteruan Indonesia dan Malaysia. Kita sendiri suka mengolok-olok negara
Malaysia dengan kata Malingsia, negara Give Away, atau Ganyang Malaysia. Kita
seenaknya melecehkan negara tersebut hanya karena keselapahaman yang bisa
diperbaiki dengan cara diplomasi ataupun dengan jalan damai. Tapi saat mereka
membalas melecehkan negara kita, kita langsung marah besar. So budaya
kekanak-kanakan ini seharusnya tak diteruskan karena akan merusak nama baik
negara kita sendiri sebagai negara yang memiliki moralitas tinggi.
Aksi kekanak-kanakan antar orang Malaysia dan
Indonesia ini sering kita temui saat pertandingan sepakbola. Saat timnas
salahsatu negara kalah suporter langsung mengeluarkan kata-kata ejekan yang
ditujukan kepada negara yang menang tersebut atas dasar tidak terima atau yang
menang juga mengolok-olok negara yang kalah.
Jika ingin negara kita dihormati maka hormatilah
negara lain. Jika dihina dan dilecehkan balaslah dengan prestasi dari
kontribusimu untuk negara ini. Banyak sekali contoh yang bisa diambil dari sisi
negatif dari overproud ini. doktrin nasionalisme seperti ini bisa datang dari
media masa elektronik. Pemberitaan yang berlebihan dalam contohnya ketika nama
Indonesia disebut di media internasional kita langsung berbesar kepala. Joe
Taslim masuk kancah Hollywood, Radja Nainggolan pesebak bola keturunan
Indonesia, Orang Indonesia ikut dalam pembuatan project film MCU, Agnes Monica
konser di AS, dan yang sempat ramai adalah bahwa Obama pernah tinggal di
Indonesia media kita membahas hal itu dengan sangat berlebihan sehingga
mempengaruhi pola pikir kita.
Nasionalisme yang berlebihan atau overproud juga
berpengaruh ketika kita menyikapi masalah politik dalam negeri. Contohnya dalam
pemilu 2019 kita saling mengklaim bahwa capres yang kita dukung adalah yang
paling Pancasilais. Seolah-olah Indonesia milik kita dan yang lain adalah
radikal dan anti Pancasila. Satu kubuh yang lain menganggap bahwa kitalah yang
cinta tanah air dan yang lain adalah antek asing, dan penghianat negara. Jadi
disini siapa yang benar?, inilah contoh lain dari sikap overproud yang harus
kita hindari karena hal itu secara tidak langsung merusak dan menciderai rasa
nasionalisme itu sendiri.
Sebenarnya memiliki rasa Nasionalisme itu tidak
salah asalkan tidak Toxic (tidak berlebihan), dan tidak melenceng dari makna
Nasionalisme itu sendiri. Jika kita sudah membahas sisi negatif dari
Nasionalisme yang berlebihan atau overproud maka sekarang kita bahas sisi
positifnya. Sebenarnya sangat sederhana jika kita ingin menunjukan rasa
nasionalisme kita. Contohnya dengan membayar pajak, tidak melanggar hukum,
mendukung kebudayaan dengan ikut melestarikannya, mencintai produk dalam negeri
dalam negeri dengan memakai batik, mendukung dan berkontribusi dalam pendidikan
dan kesejahteraan bersama. Semua itu sangat mudah sekali dari pada kita perang
argumen atau cari perhatian dengan negara lain. Cerminan negara adalah
masyarakatnya itu sendiri. Jika kita baik dan berprestasi maka negara juga akan
terlihat baik dan dikenal berprestasi pula.
0 Comments
Posting Komentar