Hijrah adalah suatu fase perubahan untuk
memperbaiki diri dan lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan meninggalkan
hal-hal yang jauh dari Allah. Hijrah adalah sesuatu baik karena dengan hijrah
kita dapat menemukan arti sesungguhnya dari hidup. Selalu senantiasa berbuat
baik dan menjalankan perintahnya. Namun kada kala kita sering menemukan orang
yang sudah berikrar untuk hijrah dengan merubah penampilan dan sering berbicara
kebaikan tapi sebenarnya dia hanya diam di tempat. Banyak yang salah dalam memaknai
hijrah, mulai dari meninggalkan sahabat dan teman karena dianggap tidak
religius, mudah memberikan vonis atau pendapat buruk kepada orang lain dan
merasa dirinya lebih baik dari yang lainnya.
Hijrah pada dasarnya merubah akhlak dan pola pikir
kita. Sering kali kita sudah merubah penampilan kita sesuai syariah tapi akhlak
kita masih tetap sama. Memang merubah penampilan sesuai perintah agama itu baik
seperti berhijab bagi muslimah, memanjangkan jenggot, dan memakai celana
cingkrang bagi muslim namun jika tidak dibarengin dengan perubahan akhlak maka
itu sia-sia. Hijrah yang sesungguhnya adalah ketika Shalat mampu merubah hidup
kita ke arah yang lebih baik, ketika lisan berhenti mengucap dusta dan
keburukan, ketika mata dan telinga terjaga dari kesia-sian dan bahaya, serta
ketika hati terjaga dari dengki dan riya’. Maka dari itu mari kita merubah
total dan menyadari apa saja yang perlu di perhatikan saat berhijrah.
Hijrah Tapi Riya’?
Jika kita sudah hijrah tapi hijrah kita hanyalah
untuk niat dipandang baik oleh orang lain bukan niat karena Allah maka hijrahmu
akan sia-sia dan justru menjerumuskanmu ke lingkaran dosa yang lain. Beramal baik namun diiringi dengan Riya’
adalah sesuatu yang tentu dibenci oleh Allah.
“Barangsiapa yang berpuasa karena Riya’, maka
berarti ia syirik, barangsiapa shalat karena riya’ maka berarti dia syirik, dan
barangsiapa bersedekah karena riya’ maka dia berarti syirik” (hadits riwayat
Imam Al Bahyaqi)
Jika ingin berhijrah maka mantapkanlah hijrahmu
itu dengan hati yang yakin. Hijarhlah dengan hati bukan hanya tentang
penampilan. Di era digital saat ini kita sering menggunakan sarana media sosial
untuk berbagi sesuatu apalagi saat kita berbagi amal kebaikan tentu itu baik.
Tapi jika kita menggunakan dengan alasan ingin menunjukan bahwa kita sudah baik
atau lebih baik dari yang lain itu salah. Orang tidak butuh tentang apa yang
kita lakukan tapi orang lain butuh jika perubahanmu membawa kebaikan bagi
lingkungan sekitar.
Hijrah Tapi Melupakan Teman
dan Sahabat Lama?
Saat kita hijrah kadang
kita tidak menyadari bahwa sudah meninggalkan teman dan sahabat kita yang
selalu ada dan membantu. Tekadang juga kita tanpa sengaja bersifat angkuh dan
sombong kepada orang lain dan menganggap orang lain itu tidak cocok dan level
bergaul dengan kita yang lebih baik. Hijrah meninggalkan sesuatu yang buruk
bukan meninggalkan teman dan sahabat kita. Seperti yang sudah dibahas
sebelumnya bahwa Hijrahlah dan bawalah kebaikan pula ke teman dan sahabatmu.
“Paling utamanya amal baik ialah memberi
kegembiraan kepada saudaramu yang beriman” (HR. Ibnu Abi Dunya).
Hijrahmu akan lebih berkah jika kamu menyebarkan
pula kebaikan yang telah kamu dapat kepada orang lain. Jika teman-temanmu jauh
dari Allah maka berikanlah mereka nasehat dan pemahaman yang baik agar mereka
juga mungkin ikut berhijrah sama sepertimu dari pada kita menyimpan sendiri dan
menjauhi orang-orang disekitar.
“Orang-orang beriman itu bersaudara. Maka
eratkanlah hubungan antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah,
supaya kamu mendapat rahmat”. (Al Hujurat: 10)
Kita memang dianjurkan untuk berhijrah tapi ingat
Ukhuwah Islamiyah itu juga bagian dari hijrah yang harus dijalani serta menjadi
aspek penting dalam hijrah. Agama kita sendiri dinilai oleh dunia sebagai agama
dan komunitas yang mengajarkan persaudaraan. Jangan menyombongkan dirimu di
depan orang lain tapi jadilah muslim yang senantiasa peduli dengan yang
lainnya. janganlah pula menggurui orang lain tapi bimbinglah sahabat dan
teman-temanmu seperti layaknya saudara sendiri. Jaangan mengatakan “TIDAK” kepada
teman dan sahabatmu tapi katakan “AYO!” untuk mereka.
Hijrah Karena Mengikuti Tren
Bukan Karena Allah?
Fenomena hijrah sering
kita temukan di media-media. Tentu kampanye ini sangat positif dan perlu
dilanjutkan tapi sayangnya ada beberapa orang yang menanggap bahwa hijrah
hanyalah untuk sekedar tren semata bukan untuk Allah. Hijrah bukanlah sesuatu
yang bisa dianggap tren saja tapi hijrah sendiri adalah sebuah perubahan yang
merubah jalan hidup dan pandangan. Sama halnya dengan sifat riya’, kita berlomba-lomba
berbuat baik, merubah penampilan, dan update kata-kata nasehat tapi tidak
didasari oleh hati yang ikhlas dan cenderung peduli kepada penilaian orang
lain.
Tiba-tiba ingin
mengikuti orang lain yang sudah berhijrah dengan mendadak hijrah. Sebenarnya
hijrah itu memelukan sebuah proses yang sulit dan besar untuk menjadi pribadi
yang lebih baik bukan mala di dapat dengan instan. Banyak orang-orang yang
berniat hijrah karena Allah tapi mereka harus mengorbankan sesuatu pada diri
mereka, banyak sekali ujian yang diberikan oleh Allah dan itu sangat sulit.
Jangan anggap hijrah itu mudah. Mereka yang hijrah karena Allah akan tahu bahwa
semua butuh proses bukan hanya sebuah pencitraan semata. Apakah lantas jika
tren Hijrah sudah tak terdengar lagi maka kita akan kembali berbuat sesuatu
yang jauh dari Allah lagi?
Motivasilah dirimu sendiri, bukan karena orang
lain. Jika tren membuatmu benar-benar termotivasi untuk berhijrah tentu itu
sangat baik, berarti orang-orang itu memberimu insipirasi untuk hijrah secara total
tapi jika sebaliknya hanya untuk popularitas dan gengsi maka itu salah dan
tidak berkah di hadapan Allah.
Hijrah Tapi Masih Melakukan Kebiasaan Buruk?
Seperti yang sudah
dijelaskan bahwa Hijrah membutuhkan proses yang panjang, mengorbankan banyak hal,
dan ujian yang berat dari Allah. Ketika kita Hijrah Allah akan memberi ujian
seperti masalah yang tak kunjung selesai, dan musibah yang sangat besar, tapi
ingatlah bahwa ujian yang diberikan itu sesuai takaran dan kemampuan kita
masing-masing. Tidak mungkin Allah memberikan ujian dan cobaan yang diluar
kemampuan kita. Ujian itu juga banyak macamnya seperti di dzalimi orang lain
tapi kita mala membalasnya dengan Ghibah yaitu menjelek-jelekan orang yang
telah dzalim kepada kita. Janganlah membenarkan hal tersebut, meskipun orang
itu memliki akhlak yang buruk kita tidak boleh menyebarkan aib-aibnya kepada
orang lain.
Jika menemukan orang seperti itu maka pahamilah
mereka, dan dekatilah mereka dengan kebaikan bukan dengan kejelekan pula.
Jangan menodai hijrahmu dengan kebiasaan tersebut. Ingat berikan pengaruh baik
untuk lingkunganmu. Emosional dan amarah adalah perbuatan dan sifat setan untuk
merusak proses hijrahmu.
Contoh lainnya yang cukup memprihatinkan adalah
sudah bersumpah untuk hijrah tapi pacaran dan dekat dengan orang yang bukan
muhrimnya. Bahkan ada pembelaan bahwa pacaran itu tidak apa-apa yang penting
sehat atau pacaran secara islami, dan jalan bersama dengan yang bukan muhrimnya
itu tidak apa-apa yang penting masih batas wajar. Kata-kata dan alasan itu
cukup menggelitik serta aneh, jika benar-benar tahu jika Hijrah itu menjauhkan
kita dari keburukan dan mendekatkan diri kepada Allah, lantas kenapa kita
berbuat seperti itu? Sadarkah kita hal itu menodai hijrah kita?.
Bahkan banyak yang salah mengartikan Ta’aruf itu
sama seperti pacaran atau jalan bersama non muhrim. Ta’aruf adalah proses
saling kenal mengenal, dan pendekatan keluarga. Ta’aruf juga tidak harus
bertemu atau sama dengan istilah PDKT (Pendekatan). Ta’aruf itu bisa dilakukan
walau tanpa bertemu seperti berbicara via telepon atau mendengar cerita
(mengenal) dari orang yang dekat atau keluarga kita. Dari surat Al Hujarat ayat
13 sendiri bahwa li ta’aruf memiliki
makna bahwa semua ciptaan Allah itu agar saling mengenal satu sama lain.
“Hai manusia, sesungguhnya kami telah
menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, lalu menjadikan kalian
berbangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal (ta’arofu)... (Q.S AL
Hujarat)
Jadi salah besar jika kita menganalogikan pacaran
atau PDKT itu dengan Ta’aruf. Pacaran hanyalah nafsu yang akan menodai
hijrahmu. Jika mencintai sesama manusia maka cintailah dia karena Allah dan
proses ibadah semata, sama halnya seperti Hijrah karena Allah. Niatkan
perubahanmu, fokuslah untuk satu tujuan mencari ridho dan Jannah (Surga) Allah.
Buanglah batu sandungan itu maka senantiasa kita akan terus istiqomah.
Banyak sekali sifat buruk yang harusnya kita
sadari ketika sudah mantap untuk Hijrah. Sayangnya kita terlalu naif dan kurang
kritis untuk menyadarinya. Sedih, putus asa, dan jauh dari sifat Tabayyun
(mencari kebenaran suatu masalah) juga merupakan janggalan besar dalam proses
hijrah.
Hijralah maka Allah akan
memberimu jalan yang kau cari selama ini. Hijralah maka engkau akan menemukan
arti hidup yang sesungguhnya, jika ada masalah dan musibah maka hijralah maka
Allah akan membantumu dalam setiap masalahmu. Tapi carilah makna Hijrah yang
sesungguhnya agar semua yang kau lakukan tidak sia-sia. Hijralah dan sebarkan
kebaikanmu untuk semua orang karena itu bagian dari dakwah. Istiqomah dan terus
berusaha memperbaiki diri sendiri.
Kamu sudah tau sekarang menonton film drama korea bisa di download di Googleplay, MYDRAKOR pilihan terbaik menonton film drama korea. MYDRAKOR banyak pilihan film baru.
BalasHapushttps://www.inflixer.com/