Sabtu, 13 Oktober 2018

Sudah Hijrah Tapi Kok?





Hijrah adalah suatu fase perubahan untuk memperbaiki diri dan lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan meninggalkan hal-hal yang jauh dari Allah. Hijrah adalah sesuatu baik karena dengan hijrah kita dapat menemukan arti sesungguhnya dari hidup. Selalu senantiasa berbuat baik dan menjalankan perintahnya. Namun kada kala kita sering menemukan orang yang sudah berikrar untuk hijrah dengan merubah penampilan dan sering berbicara kebaikan tapi sebenarnya dia hanya diam di tempat. Banyak yang salah dalam memaknai hijrah, mulai dari meninggalkan sahabat dan teman karena dianggap tidak religius, mudah memberikan vonis atau pendapat buruk kepada orang lain dan merasa dirinya lebih baik dari yang lainnya.

Hijrah pada dasarnya merubah akhlak dan pola pikir kita. Sering kali kita sudah merubah penampilan kita sesuai syariah tapi akhlak kita masih tetap sama. Memang merubah penampilan sesuai perintah agama itu baik seperti berhijab bagi muslimah, memanjangkan jenggot, dan memakai celana cingkrang bagi muslim namun jika tidak dibarengin dengan perubahan akhlak maka itu sia-sia. Hijrah yang sesungguhnya adalah ketika Shalat mampu merubah hidup kita ke arah yang lebih baik, ketika lisan berhenti mengucap dusta dan keburukan, ketika mata dan telinga terjaga dari kesia-sian dan bahaya, serta ketika hati terjaga dari dengki dan riya’. Maka dari itu mari kita merubah total dan menyadari apa saja yang perlu di perhatikan saat berhijrah.

Hijrah Tapi Riya’?

Jika kita sudah hijrah tapi hijrah kita hanyalah untuk niat dipandang baik oleh orang lain bukan niat karena Allah maka hijrahmu akan sia-sia dan justru menjerumuskanmu ke lingkaran dosa yang lain.  Beramal baik namun diiringi dengan Riya’ adalah sesuatu yang tentu dibenci oleh Allah.

“Barangsiapa yang berpuasa karena Riya’, maka berarti ia syirik, barangsiapa shalat karena riya’ maka berarti dia syirik, dan barangsiapa bersedekah karena riya’ maka dia berarti syirik” (hadits riwayat Imam Al Bahyaqi)

Jika ingin berhijrah maka mantapkanlah hijrahmu itu dengan hati yang yakin. Hijarhlah dengan hati bukan hanya tentang penampilan. Di era digital saat ini kita sering menggunakan sarana media sosial untuk berbagi sesuatu apalagi saat kita berbagi amal kebaikan tentu itu baik. Tapi jika kita menggunakan dengan alasan ingin menunjukan bahwa kita sudah baik atau lebih baik dari yang lain itu salah. Orang tidak butuh tentang apa yang kita lakukan tapi orang lain butuh jika perubahanmu membawa kebaikan bagi lingkungan sekitar.

Hijrah Tapi Melupakan Teman dan Sahabat Lama?

                Saat kita hijrah kadang kita tidak menyadari bahwa sudah meninggalkan teman dan sahabat kita yang selalu ada dan membantu. Tekadang juga kita tanpa sengaja bersifat angkuh dan sombong kepada orang lain dan menganggap orang lain itu tidak cocok dan level bergaul dengan kita yang lebih baik. Hijrah meninggalkan sesuatu yang buruk bukan meninggalkan teman dan sahabat kita. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa Hijrahlah dan bawalah kebaikan pula ke teman dan sahabatmu.

“Paling utamanya amal baik ialah memberi kegembiraan kepada saudaramu yang beriman” (HR. Ibnu Abi Dunya).

Hijrahmu akan lebih berkah jika kamu menyebarkan pula kebaikan yang telah kamu dapat kepada orang lain. Jika teman-temanmu jauh dari Allah maka berikanlah mereka nasehat dan pemahaman yang baik agar mereka juga mungkin ikut berhijrah sama sepertimu dari pada kita menyimpan sendiri dan menjauhi orang-orang disekitar.

“Orang-orang beriman itu bersaudara. Maka eratkanlah hubungan antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (Al Hujurat: 10)

Kita memang dianjurkan untuk berhijrah tapi ingat Ukhuwah Islamiyah itu juga bagian dari hijrah yang harus dijalani serta menjadi aspek penting dalam hijrah. Agama kita sendiri dinilai oleh dunia sebagai agama dan komunitas yang mengajarkan persaudaraan. Jangan menyombongkan dirimu di depan orang lain tapi jadilah muslim yang senantiasa peduli dengan yang lainnya. janganlah pula menggurui orang lain tapi bimbinglah sahabat dan teman-temanmu seperti layaknya saudara sendiri. Jaangan mengatakan “TIDAK” kepada teman dan sahabatmu tapi katakan “AYO!” untuk mereka.

Hijrah Karena Mengikuti Tren Bukan Karena Allah?

                Fenomena hijrah sering kita temukan di media-media. Tentu kampanye ini sangat positif dan perlu dilanjutkan tapi sayangnya ada beberapa orang yang menanggap bahwa hijrah hanyalah untuk sekedar tren semata bukan untuk Allah. Hijrah bukanlah sesuatu yang bisa dianggap tren saja tapi hijrah sendiri adalah sebuah perubahan yang merubah jalan hidup dan pandangan. Sama halnya dengan sifat riya’, kita berlomba-lomba berbuat baik, merubah penampilan, dan update kata-kata nasehat tapi tidak didasari oleh hati yang ikhlas dan cenderung peduli kepada penilaian orang lain.

                Tiba-tiba ingin mengikuti orang lain yang sudah berhijrah dengan mendadak hijrah. Sebenarnya hijrah itu memelukan sebuah proses yang sulit dan besar untuk menjadi pribadi yang lebih baik bukan mala di dapat dengan instan. Banyak orang-orang yang berniat hijrah karena Allah tapi mereka harus mengorbankan sesuatu pada diri mereka, banyak sekali ujian yang diberikan oleh Allah dan itu sangat sulit. Jangan anggap hijrah itu mudah. Mereka yang hijrah karena Allah akan tahu bahwa semua butuh proses bukan hanya sebuah pencitraan semata. Apakah lantas jika tren Hijrah sudah tak terdengar lagi maka kita akan kembali berbuat sesuatu yang jauh dari Allah lagi?

Motivasilah dirimu sendiri, bukan karena orang lain. Jika tren membuatmu benar-benar termotivasi untuk berhijrah tentu itu sangat baik, berarti orang-orang itu memberimu insipirasi untuk hijrah secara total tapi jika sebaliknya hanya untuk popularitas dan gengsi maka itu salah dan tidak berkah di hadapan Allah.

Hijrah Tapi Masih Melakukan Kebiasaan Buruk?

                Seperti yang sudah dijelaskan bahwa Hijrah membutuhkan proses yang panjang, mengorbankan banyak hal, dan ujian yang berat dari Allah. Ketika kita Hijrah Allah akan memberi ujian seperti masalah yang tak kunjung selesai, dan musibah yang sangat besar, tapi ingatlah bahwa ujian yang diberikan itu sesuai takaran dan kemampuan kita masing-masing. Tidak mungkin Allah memberikan ujian dan cobaan yang diluar kemampuan kita. Ujian itu juga banyak macamnya seperti di dzalimi orang lain tapi kita mala membalasnya dengan Ghibah yaitu menjelek-jelekan orang yang telah dzalim kepada kita. Janganlah membenarkan hal tersebut, meskipun orang itu memliki akhlak yang buruk kita tidak boleh menyebarkan aib-aibnya kepada orang lain.

“Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah menutupi aibnya” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jika menemukan orang seperti itu maka pahamilah mereka, dan dekatilah mereka dengan kebaikan bukan dengan kejelekan pula. Jangan menodai hijrahmu dengan kebiasaan tersebut. Ingat berikan pengaruh baik untuk lingkunganmu. Emosional dan amarah adalah perbuatan dan sifat setan untuk merusak proses hijrahmu.

Contoh lainnya yang cukup memprihatinkan adalah sudah bersumpah untuk hijrah tapi pacaran dan dekat dengan orang yang bukan muhrimnya. Bahkan ada pembelaan bahwa pacaran itu tidak apa-apa yang penting sehat atau pacaran secara islami, dan jalan bersama dengan yang bukan muhrimnya itu tidak apa-apa yang penting masih batas wajar. Kata-kata dan alasan itu cukup menggelitik serta aneh, jika benar-benar tahu jika Hijrah itu menjauhkan kita dari keburukan dan mendekatkan diri kepada Allah, lantas kenapa kita berbuat seperti itu? Sadarkah kita hal itu menodai hijrah kita?.

Bahkan banyak yang salah mengartikan Ta’aruf itu sama seperti pacaran atau jalan bersama non muhrim. Ta’aruf adalah proses saling kenal mengenal, dan pendekatan keluarga. Ta’aruf juga tidak harus bertemu atau sama dengan istilah PDKT (Pendekatan). Ta’aruf itu bisa dilakukan walau tanpa bertemu seperti berbicara via telepon atau mendengar cerita (mengenal) dari orang yang dekat atau keluarga kita. Dari surat Al Hujarat ayat 13 sendiri bahwa  li ta’aruf memiliki makna bahwa semua ciptaan Allah itu agar saling mengenal satu sama lain.

“Hai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, lalu menjadikan kalian berbangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal (ta’arofu)... (Q.S AL Hujarat)

Jadi salah besar jika kita menganalogikan pacaran atau PDKT itu dengan Ta’aruf. Pacaran hanyalah nafsu yang akan menodai hijrahmu. Jika mencintai sesama manusia maka cintailah dia karena Allah dan proses ibadah semata, sama halnya seperti Hijrah karena Allah. Niatkan perubahanmu, fokuslah untuk satu tujuan mencari ridho dan Jannah (Surga) Allah. Buanglah batu sandungan itu maka senantiasa kita akan terus istiqomah.

Banyak sekali sifat buruk yang harusnya kita sadari ketika sudah mantap untuk Hijrah. Sayangnya kita terlalu naif dan kurang kritis untuk menyadarinya. Sedih, putus asa, dan jauh dari sifat Tabayyun (mencari kebenaran suatu masalah) juga merupakan janggalan besar dalam proses hijrah.

                Hijralah maka Allah akan memberimu jalan yang kau cari selama ini. Hijralah maka engkau akan menemukan arti hidup yang sesungguhnya, jika ada masalah dan musibah maka hijralah maka Allah akan membantumu dalam setiap masalahmu. Tapi carilah makna Hijrah yang sesungguhnya agar semua yang kau lakukan tidak sia-sia. Hijralah dan sebarkan kebaikanmu untuk semua orang karena itu bagian dari dakwah. Istiqomah dan terus berusaha memperbaiki diri sendiri.



                



1 Comments:

  1. Kamu sudah tau sekarang menonton film drama korea bisa di download di Googleplay, MYDRAKOR pilihan terbaik menonton film drama korea. MYDRAKOR banyak pilihan film baru.


    https://www.inflixer.com/

    BalasHapus