Istilah Bullying
Pada akhir-akhir ini kita sering mendengar kasus
bullying yang terjadi dikalangan remaja bahkan anak kecil. Perilaku bullying
adalah perilaku agresif disengaja yang menggunakan ketidakseimbangan kekuatan
dan kekuasaan. Jadi bullying bisa dikatakan menindas dan menyakiti orang yang
lebih lemah dengan berbagai cara seperti kontak fisik berupa pemukulan,
mendorong, menendang, meludahi, serta pelecehan fisik dan secara verbal dengan
mengejek, mengolok-olok, menghina, mempermalukan, menggoda, diskriminasi serta intimidasi.
Bullying berbeda dengan pertengkaran atau konflik dari kedua belah pihak,
pelaku bullying lebih dominan satu pihak sehingga pihak lainnya tidak berdaya
untuk melawan maupun mengimbangi.
Cyber Bullying
Perilaku bullying juga dapat ditemukan di dunia
digital atau dunia maya. Bullying jenis ini bisa disebut dengan Cyber Bullying.
Jika Bullying biasa dilakukan secara langsung maka Cyber Bullying bisa
dilakukan dimana saja lewat dunia maya. Fenomena ini juga marak terjadi pada
saat ini. Komentar-komentar kasar, menjatuhkan, kritik pada batas wajar banyak
ditemui pada jejaring sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, Youtube, dan
sejenisnya. Bahkan di beberapa kasusnya sampai dipindanakan oleh korban
bullying. Cyber Bullying lebih sulit di deteksi maksudnya adalah si pelaku
bukan hanya satu atau sekelompok orang namun dari banyak orang dan datang dari
berbagai kalangan. Cyber Bullying lebih sulit untuk diatasi dan berhenti begitu
saja, kenapa bisa begitu? Karena seperti yang dijelaskan tadi bahwa pelakunya
bukan satu atau sekelompok orang namun melibatkan banyak orang yang tak
terduga, bahkan ada yang sengaja membuat akun-akun palsu yang digunakan untuk
membully.
Dampak Bullying
Perilaku Bullying kepada seseorang bisa berdampak
sangat besar bagi Psikologi dan juga berpengaruh bagi kesehatan pula. Dampak
dari Psikologinya adalah berupa depresi, stres, sering gelisah, Insomnia
(gangguan tidur), tidak nyaman berada di keramaian, kurang percaya diri,
pesimis, emosional, dan pendiam. Tentu dampaknya sangatlah buruk dan sulit
untuk memulihkannya apalagi jika korban bullying sudah mengalaminya cukup lama
dan terjadi pada masa anak-anak dan remaja. Dampak bullying yang paling parah
adalah bunuh diri karena tidak tahan dengan bullying yang dialaminya. Contoh korban
bullying yang bunuh diri adalah kasus Audrie Pott. Audry Pott berasal dari
California, AS. Audry Pott mengalami bullying pada umur 15 tahun. Berawal saat
dia dijebak oleh teman-temannya untuk mabuk lalu secara tidak sadar di perkosa
dan mengambil gambarnya. Gambar tersebut tersebar di sekolahnya dan dampaknya
dia di bully habis-habisan oleh teman-temannya. Audry sangat depresi dan stress
hingga dia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Untuk selengkapnya silahkan
baca pada link berikut.
Pengalaman menjadi Korban Bullying
Saya sendiri pernah mengalami masalah bullying
pada masa SMP. Penyebab saya di bully pada saat itu adalah karena fisik saya
yang kecil dan kurus dibanding teman-teman lainnya. Pada tahun pertama bullying
belum saya rasakan terlalu parah karena bully yang saya terima hanya sedikit
candaan atau ejekan yang saya anggap masih wajar saja. Beranjak kelas 2 SMP,
saya merasa bahwa bullying berupa olok-olok dan ejekan semakin parah. Mereka
mengejek saya dengan kalimat Go*lok hanya saya memberi contekan yang salah,
memanggil saya dengan nama orang tua saya, tindakan fisik seperti mendorong,
memukul kepala, dipalak, dijahili dan lainnya. bukan hanya saya yang mengalami
perilaku tersebut tapi teman-teman lain yang perawakannya sama dengan saya juga
mengalaminya bahkan saya pernah diadu berkelahi di belakang sekolah dengan
teman saya yang senasib.
Bullying berlanjut hingga kelas 3, dan saya rasa
inilah yang paling parah. Pada saat itu saya di tempatkan di kelas baru karena
sekolah saya sistem pembagian kelasnya acak setiap tahunnya. Di kelas baru
tersebut saya merasa mungkin tidak akan terjadi bullying lagi karena
teman-teman saya yang suka membully berada di kelas lain hanya ada satu saja
yang suka bully satu kelas bersama saya. Bully secara fisik sudah tidak ada
lagi namun bullyan secara verbal sangat saya rasakan. Satu teman saya tersebut
masih suka mengejek, menghina, dan menganggu saja. Bahkan dia mengajak
teman-temannya yang lain untuk ikut-ikutan membully. Itu sangat berdampak bagi
saya. Menurut saya lebih baik bully saya secara fisik tapi jangan secara
verbal.
Dampaknya saya sering malas untuk pergi ke
sekolah. Saya masuk sekolah hanya 4 kali bahkan 3 kali saja seminggu, Sering
terlambat, dan nilai ujian semakin buruk. Selain di lingkungan sekolah di
lingkungan rumah pun juga mengalami hal yang sama meskipun tidak separah di
sekolah. Pengalaman menjadi korban bullying itu pun berdampak hingga saat ini
seperti kurang percaya diri, antisosial, kurang nyaman di keramaian, dan
pendiam tapi bukan hanya dampak negatifnya saja yang saya peroleh dampak
positifnya adalah saya berusaha ingin lebih baik dari pada mereka yang membully
saya dulu, mahasiswa terbaik di bidang jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
agar nantinya saya akan menjadi seorang pendidik yang benar-benar profesional
dan mmbimbing peserta didik saya agar memiliki kepribadian yang lebih baik.
Berbeda dengan mereka yang membully saya pada akhirnya tidak sesukses saya, ada
yang terlibat kriminalitas serta pindana lain, ada yang tidak kunjung lulus
kuliah, kehidupan susah, dan pengangguran.
Kenapa Bullying terus
terjadi?
Ada beberapa faktor atau penyebab jadi kenapa
seseorang melakukan tindakan bullying. Pertama adalah kurang perhatian. Kurang
perhatian menjadi penyebab seorang anak melakukan bullying karena rendahnya
perhatian dari lingkungannya sehingga dia memilih untuk membuat onar atau hal
perlaku buruk dan negatif lainnya untuk menarik perhatian dari orang lain
terutama orang tuanya. Jika menarik perhatian dengan hal-hal yang positif
seperti prestasi, itu sangat bagus namun jika dengan hal yang negatif atau
perilaku yang merugikan orang lain itu sangat disayangkan. Keluarga adalah
faktor utama dalam hal ini. Jika orang tuanya memberikan perhatian yang cukup
dan memberikan pemahaman moral yang baik maka seorang anak tidak akan melakukan
bullying.
Kedua,
media elektronik sangat berperan besar dalam timbulnya perilaku
bullying. Adegan kekerasan fisik dan verbal yang terdapat pada game, film,
kartun, dan media hiburan lainnya retan ditirukan oleh anak-anak dan remaja. Perlunya
bimbingan dan arahan baik dapat mencegah perilaku bullying. Apalagi sekarang
ini marak acara tv dan sinetron yang memperlihatkan adegan ejekan, bully, dan
perkelahian di waktu prime time. Umumnya acara tersebut hanya mengejar rating
belaka tanpa memperhitungkan siapa yang menonton dan apa dampaknya. Contohnya
ada salahsatu tv yang menyiarkan acara komedi yang kurang sehat dengan bahan
lawakan ejekan dan mengolok-olok dan pada saat ditegur oleh komisi terkait
bukannya memperbaiki kualitas tayangan mala membela diri dengan embel-embel
“mohon maaf kepada penonton tapi kita disini tidak bermaksud menyinggung
perasaan orang lain, dan ini hanya hiburan semata”. Pernah dengar kan kalimat
seperti ini?
Ketiga, pelaku bullying biasanya ingin membuktikan
bahwa dirinya lebih baik, superior dan berkuasa, karena itulah mereka
semena-mena merendahkan orang lain yang menurutnya lebih lemah. Orang lain akan
menjadi korban atau tumbal untuk membuktikan jika dirinya lebih baik. Tak
jarang olok-olok, hinaan, melecehkan menjadi senjata mereka. Semakin korban
melawan semakin pelaku lebih agresif dan arogan. Inilah faktor yang paling
banyak ditemukan dan berpengaruh pada beberapa kasus.
Keempat, belas dendam juga menjadi penyebab
seseorang melakukan tindakan bullying. Ada dua tipe dalam hal ini yaitu tipe
balas dendam karena pernah menjadi korban bullying. Pelaku pernah menjadi
korban dan dia akan melakukan hal yang sama kepada orang lain dengan anggapan bahwa
dia tidak lemah dan membuktikan bahwa dia juga bisa melakukan bullying atau
disini bisa kita sebut pembuktian diri. Pelaku akan melampiaskan perlakuan
buruk yang pernah dialaminya kepada orang lain. Tipe balas dendam yang kedua
adalah pelaku merasa dirugikan atas apa yang telah dilakukan oleh korbannya
baik disengaja maupun tidak disengaja. Maka dari itu si pelaku akan membalas
dendam setimpal atau lebih buruk lagi agar korban mendapat pelajaran.
Kelima, lingkungan menjadi faktor berikutnya yang
menjadi penyebab munculnya perilaku bullying. Lingkungan sosial yang keras
tanpa didikan yang mengimbanginya, salah memilih pergaulan adalah awal dari
munculnya perilaku bullying. Konsep pemikiran anak dan remaja sangat rentan
dipengaruhi karena mereka dalam masa mencari jati diri. Kekerasan dianggap
wajar karena orang-orang disekitarnya atau teman-temannya juga sering
melakukannya. Lagi-lagi perlunya bimbingan dari orang tua dan guru. Guru pada
saat ini hanya memikirkan bagaimana ilmu yang diajarkan bisa masuk tapi tidak
memikirkan dan memperhatikan bimbingan moral, dan kesannya hanya mengandalkan
guruk BK (Bimbingan Konseling) padahal pendidikan moral itu wajib diajarkan
oleh semua guru tanpa memikirkan pelajaran bidang apa yang diajarkan.
Terakhir adalah selah presepsi atau salah mendefinisikan
mana bercanda dan mana bullyan. Saya sempat melakukan riset kepada beberapa
teman dan beberapa anak sekolah bahwa saat mereka melakukan olok-olok, ejekan,
maupun hinaan pada teman-temannya adalah sifatnya bercanda belaka tanpa ada
maksud lain. Sebenarnya apa yang mereka maksud becanda adalah sebaliknya.
Mereka melakukan hal yang salah, ada beberapa orang yang memang menerimanya
karena berfikir itu murni bercanda dan ada pula yang menerimanya dengan sakit
hati. Bercanda yang saya maksud disini contohnya adalah menggunakan kekurangan
orang lain untuk candaan dan tertawaan. Korban akan merasa dipermalukan dan
tidak memiliki harga diri. Harga dirinya merasa diinjak-injak sehingga
membuatnya sedih dan depresi. Jadi saat anda bercanda mohon bercandalah yang
wajar jangan berlebihan karena setiap orang akan menyikapinya berbeda-beda.
Tetap bijak dalam bertutur kata.
Jadi Bullying menurut saya adalah sesuatu yang
amat jahat. Jangan melakukan sesuatu yang dapat merugikan orang lain. Coba bagi
kalian pelaku bullying bayangkan jika anda berada seperti disituasi orang yang
anda bully, apa yang akan anda rasakan? Tidak enak bukan! Apakah bullying akan
membuktikan bahwa anda lebih baik? Jawabannya tidak karena itu akan membuktikan
bahwa anda tidak lebih baik dari korban anda. Jagalah sikap dan hubungan dengan
orang lain karena kita adalah makhluk sosial. Terima kasih telah membaca
tulisan saya ini semoga bermanfaat bagi anda.


0 Comments
Posting Komentar