Minggu, 08 Juli 2018

Bullying Adalah Kejahatan



Istilah Bullying

Pada akhir-akhir ini kita sering mendengar kasus bullying yang terjadi dikalangan remaja bahkan anak kecil. Perilaku bullying adalah perilaku agresif disengaja yang menggunakan ketidakseimbangan kekuatan dan kekuasaan. Jadi bullying bisa dikatakan menindas dan menyakiti orang yang lebih lemah dengan berbagai cara seperti kontak fisik berupa pemukulan, mendorong, menendang, meludahi, serta pelecehan fisik dan secara verbal dengan mengejek, mengolok-olok, menghina, mempermalukan, menggoda, diskriminasi serta intimidasi. Bullying berbeda dengan pertengkaran atau konflik dari kedua belah pihak, pelaku bullying lebih dominan satu pihak sehingga pihak lainnya tidak berdaya untuk melawan maupun mengimbangi.

Cyber Bullying

Perilaku bullying juga dapat ditemukan di dunia digital atau dunia maya. Bullying jenis ini bisa disebut dengan Cyber Bullying. Jika Bullying biasa dilakukan secara langsung maka Cyber Bullying bisa dilakukan dimana saja lewat dunia maya. Fenomena ini juga marak terjadi pada saat ini. Komentar-komentar kasar, menjatuhkan, kritik pada batas wajar banyak ditemui pada jejaring sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, Youtube, dan sejenisnya. Bahkan di beberapa kasusnya sampai dipindanakan oleh korban bullying. Cyber Bullying lebih sulit di deteksi maksudnya adalah si pelaku bukan hanya satu atau sekelompok orang namun dari banyak orang dan datang dari berbagai kalangan. Cyber Bullying lebih sulit untuk diatasi dan berhenti begitu saja, kenapa bisa begitu? Karena seperti yang dijelaskan tadi bahwa pelakunya bukan satu atau sekelompok orang namun melibatkan banyak orang yang tak terduga, bahkan ada yang sengaja membuat akun-akun palsu yang digunakan untuk membully.

Dampak Bullying

Perilaku Bullying kepada seseorang bisa berdampak sangat besar bagi Psikologi dan juga berpengaruh bagi kesehatan pula. Dampak dari Psikologinya adalah berupa depresi, stres, sering gelisah, Insomnia (gangguan tidur), tidak nyaman berada di keramaian, kurang percaya diri, pesimis, emosional, dan pendiam. Tentu dampaknya sangatlah buruk dan sulit untuk memulihkannya apalagi jika korban bullying sudah mengalaminya cukup lama dan terjadi pada masa anak-anak dan remaja. Dampak bullying yang paling parah adalah bunuh diri karena tidak tahan dengan bullying yang dialaminya. Contoh korban bullying yang bunuh diri adalah kasus Audrie Pott. Audry Pott berasal dari California, AS. Audry Pott mengalami bullying pada umur 15 tahun. Berawal saat dia dijebak oleh teman-temannya untuk mabuk lalu secara tidak sadar di perkosa dan mengambil gambarnya. Gambar tersebut tersebar di sekolahnya dan dampaknya dia di bully habis-habisan oleh teman-temannya. Audry sangat depresi dan stress hingga dia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Untuk selengkapnya silahkan baca pada link berikut.


 
                                                                                                                                 
Pengalaman menjadi Korban Bullying

 
Saya sendiri pernah mengalami masalah bullying pada masa SMP. Penyebab saya di bully pada saat itu adalah karena fisik saya yang kecil dan kurus dibanding teman-teman lainnya. Pada tahun pertama bullying belum saya rasakan terlalu parah karena bully yang saya terima hanya sedikit candaan atau ejekan yang saya anggap masih wajar saja. Beranjak kelas 2 SMP, saya merasa bahwa bullying berupa olok-olok dan ejekan semakin parah. Mereka mengejek saya dengan kalimat Go*lok hanya saya memberi contekan yang salah, memanggil saya dengan nama orang tua saya, tindakan fisik seperti mendorong, memukul kepala, dipalak, dijahili dan lainnya. bukan hanya saya yang mengalami perilaku tersebut tapi teman-teman lain yang perawakannya sama dengan saya juga mengalaminya bahkan saya pernah diadu berkelahi di belakang sekolah dengan teman saya yang senasib.

Bullying berlanjut hingga kelas 3, dan saya rasa inilah yang paling parah. Pada saat itu saya di tempatkan di kelas baru karena sekolah saya sistem pembagian kelasnya acak setiap tahunnya. Di kelas baru tersebut saya merasa mungkin tidak akan terjadi bullying lagi karena teman-teman saya yang suka membully berada di kelas lain hanya ada satu saja yang suka bully satu kelas bersama saya. Bully secara fisik sudah tidak ada lagi namun bullyan secara verbal sangat saya rasakan. Satu teman saya tersebut masih suka mengejek, menghina, dan menganggu saja. Bahkan dia mengajak teman-temannya yang lain untuk ikut-ikutan membully. Itu sangat berdampak bagi saya. Menurut saya lebih baik bully saya secara fisik tapi jangan secara verbal.

Dampaknya saya sering malas untuk pergi ke sekolah. Saya masuk sekolah hanya 4 kali bahkan 3 kali saja seminggu, Sering terlambat, dan nilai ujian semakin buruk. Selain di lingkungan sekolah di lingkungan rumah pun juga mengalami hal yang sama meskipun tidak separah di sekolah. Pengalaman menjadi korban bullying itu pun berdampak hingga saat ini seperti kurang percaya diri, antisosial, kurang nyaman di keramaian, dan pendiam tapi bukan hanya dampak negatifnya saja yang saya peroleh dampak positifnya adalah saya berusaha ingin lebih baik dari pada mereka yang membully saya dulu, mahasiswa terbaik di bidang jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra agar nantinya saya akan menjadi seorang pendidik yang benar-benar profesional dan mmbimbing peserta didik saya agar memiliki kepribadian yang lebih baik. Berbeda dengan mereka yang membully saya pada akhirnya tidak sesukses saya, ada yang terlibat kriminalitas serta pindana lain, ada yang tidak kunjung lulus kuliah, kehidupan susah, dan pengangguran.

Kenapa Bullying terus terjadi?

Ada beberapa faktor atau penyebab jadi kenapa seseorang melakukan tindakan bullying. Pertama adalah kurang perhatian. Kurang perhatian menjadi penyebab seorang anak melakukan bullying karena rendahnya perhatian dari lingkungannya sehingga dia memilih untuk membuat onar atau hal perlaku buruk dan negatif lainnya untuk menarik perhatian dari orang lain terutama orang tuanya. Jika menarik perhatian dengan hal-hal yang positif seperti prestasi, itu sangat bagus namun jika dengan hal yang negatif atau perilaku yang merugikan orang lain itu sangat disayangkan. Keluarga adalah faktor utama dalam hal ini. Jika orang tuanya memberikan perhatian yang cukup dan memberikan pemahaman moral yang baik maka seorang anak tidak akan melakukan bullying.

Kedua,  media elektronik sangat berperan besar dalam timbulnya perilaku bullying. Adegan kekerasan fisik dan verbal yang terdapat pada game, film, kartun, dan media hiburan lainnya retan ditirukan oleh anak-anak dan remaja. Perlunya bimbingan dan arahan baik dapat mencegah perilaku bullying. Apalagi sekarang ini marak acara tv dan sinetron yang memperlihatkan adegan ejekan, bully, dan perkelahian di waktu prime time. Umumnya acara tersebut hanya mengejar rating belaka tanpa memperhitungkan siapa yang menonton dan apa dampaknya. Contohnya ada salahsatu tv yang menyiarkan acara komedi yang kurang sehat dengan bahan lawakan ejekan dan mengolok-olok dan pada saat ditegur oleh komisi terkait bukannya memperbaiki kualitas tayangan mala membela diri dengan embel-embel “mohon maaf kepada penonton tapi kita disini tidak bermaksud menyinggung perasaan orang lain, dan ini hanya hiburan semata”. Pernah dengar kan kalimat seperti ini?

Ketiga, pelaku bullying biasanya ingin membuktikan bahwa dirinya lebih baik, superior dan berkuasa, karena itulah mereka semena-mena merendahkan orang lain yang menurutnya lebih lemah. Orang lain akan menjadi korban atau tumbal untuk membuktikan jika dirinya lebih baik. Tak jarang olok-olok, hinaan, melecehkan menjadi senjata mereka. Semakin korban melawan semakin pelaku lebih agresif dan arogan. Inilah faktor yang paling banyak ditemukan dan berpengaruh pada beberapa kasus.
Keempat, belas dendam juga menjadi penyebab seseorang melakukan tindakan bullying. Ada dua tipe dalam hal ini yaitu tipe balas dendam karena pernah menjadi korban bullying. Pelaku pernah menjadi korban dan dia akan melakukan hal yang sama kepada orang lain dengan anggapan bahwa dia tidak lemah dan membuktikan bahwa dia juga bisa melakukan bullying atau disini bisa kita sebut pembuktian diri. Pelaku akan melampiaskan perlakuan buruk yang pernah dialaminya kepada orang lain. Tipe balas dendam yang kedua adalah pelaku merasa dirugikan atas apa yang telah dilakukan oleh korbannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Maka dari itu si pelaku akan membalas dendam setimpal atau lebih buruk lagi agar korban mendapat pelajaran.

Kelima, lingkungan menjadi faktor berikutnya yang menjadi penyebab munculnya perilaku bullying. Lingkungan sosial yang keras tanpa didikan yang mengimbanginya, salah memilih pergaulan adalah awal dari munculnya perilaku bullying. Konsep pemikiran anak dan remaja sangat rentan dipengaruhi karena mereka dalam masa mencari jati diri. Kekerasan dianggap wajar karena orang-orang disekitarnya atau teman-temannya juga sering melakukannya. Lagi-lagi perlunya bimbingan dari orang tua dan guru. Guru pada saat ini hanya memikirkan bagaimana ilmu yang diajarkan bisa masuk tapi tidak memikirkan dan memperhatikan bimbingan moral, dan kesannya hanya mengandalkan guruk BK (Bimbingan Konseling) padahal pendidikan moral itu wajib diajarkan oleh semua guru tanpa memikirkan pelajaran bidang apa yang diajarkan.

Terakhir adalah selah presepsi atau salah mendefinisikan mana bercanda dan mana bullyan. Saya sempat melakukan riset kepada beberapa teman dan beberapa anak sekolah bahwa saat mereka melakukan olok-olok, ejekan, maupun hinaan pada teman-temannya adalah sifatnya bercanda belaka tanpa ada maksud lain. Sebenarnya apa yang mereka maksud becanda adalah sebaliknya. Mereka melakukan hal yang salah, ada beberapa orang yang memang menerimanya karena berfikir itu murni bercanda dan ada pula yang menerimanya dengan sakit hati. Bercanda yang saya maksud disini contohnya adalah menggunakan kekurangan orang lain untuk candaan dan tertawaan. Korban akan merasa dipermalukan dan tidak memiliki harga diri. Harga dirinya merasa diinjak-injak sehingga membuatnya sedih dan depresi. Jadi saat anda bercanda mohon bercandalah yang wajar jangan berlebihan karena setiap orang akan menyikapinya berbeda-beda. Tetap bijak dalam bertutur kata.

Jadi Bullying menurut saya adalah sesuatu yang amat jahat. Jangan melakukan sesuatu yang dapat merugikan orang lain. Coba bagi kalian pelaku bullying bayangkan jika anda berada seperti disituasi orang yang anda bully, apa yang akan anda rasakan? Tidak enak bukan! Apakah bullying akan membuktikan bahwa anda lebih baik? Jawabannya tidak karena itu akan membuktikan bahwa anda tidak lebih baik dari korban anda. Jagalah sikap dan hubungan dengan orang lain karena kita adalah makhluk sosial. Terima kasih telah membaca tulisan saya ini semoga bermanfaat bagi anda.




0 Comments

Posting Komentar