Istilah idealis
sendiri memiliki kata dasar “ide”, yaitu memiliki makna bahwa hal tersebut
adalah sesuatu yang tergagas atau memiliki gagasan. Orang yang idealis sendiri
selalu memiliki pandangan yang lurus sesuai dengan apa yang dia yakini. Orang
idealis cenderung kaku dan konsisten terhadap apa yang ingin dicapainya sesuai
dengan pemikirannya. Orang yang idealis biasanya memiliki standar tertentu dan
tinggi atau perfectionis. Orang idealis terkadang cenderung egois karena mereka
selalu lurus dengan pandangan mereka dan tidak mudah menerima apa yang
disampaikan orang lain yang berbeda tentang suatu hal. Mereka akan selalu yakin
dengan pendapatnya sendiri karena menurutnya itulah yang terbaik.
Orang idealis selalu berpegang teguh pada
pendiriannya dan tidak terpengaruh oleh hal lain disekitarnya. Meskipun tidak
terpengaruh oleh orang lain mereka justru cenderung mempengaruhi orang lain
dengan pemikirannya. Dari itu semua orang idealis sebenarnya tidak mementingan
dirinya sendiri melainkan kepentingan orang lain pula meskipun terkadang
memaksakan pemikirannya sendiri terhadap orang lain. Ada dari beberapa orang
idealisme yang terkadang keliru dari cara pandangnya dalam menyikapi sesuatu
seperti tidak menerima suatu perbedaan dalam cara berfikirnya dengan orang
lain, yang berbeda dianggap buruk baginya. Pemikiran mereka cenderung
memaksakan dan terkadang tidak diterima orang lain. Selalu berfikir bahwa apa
yang yakini adalah hal sempurna dan semua masalah harus dipecahkan dengan cara
berfikirnya. Pemikiran seperti ini sebenarnya harus serta dibarengi oleh
situasi yang ada. Banyak orang yang pemahaman idealismenya seperti itu.
Contohnya seorang pemimpin yang selalu berorasi tentang apa yang dia inginkan
untuk membangun dan memajukan daerah yang dipimpinnya. Pemimpin itu selalu
membuat aturan-aturan yang dianggapnya baik seperti mengatur cara berpakaian
rakyatnya yang dinilainya terlalu radikal dan tidak sesuai di ruang publik,
padahal komunitas penduduk yang dia pimpin adalah mayoritas muslim. Meskipun
pendapatnya tidak terlalu salah namun ini cenderung otoriter dan tidaak melihat
kultur yang ada. Contoh ini dapat kita temukan di negara-negara asing.
Menjadi orang idealis itu memang tidak salah
asalkan mampu melihat realitas yang ada. Dapat menerima dan memadukan pemikiran
lain dengan pemikirannya. Jangan terlalu kaku dan ego. Harus mencoba melihat
segala sesuatu dengan persepektif yang berbeda. Apa yang menurutnya buruk belum
tentu buruk pula bagi orang lain. Orang idealis memang dibutuhkan dalam
membangun suatu sistem sosial dan budaya di dunia ini namun jika terlalu
berlebihan maka idealisme akan berubah menjadi otoritarnianisme.
“Manusia
tidak beraksi atas kenyataan, tetapi atas pikiran-pikiran yang ada
dikepalanya.” (Anthony De Mello)
“Berfikirlah
seperti apa yang dilakukan oleh orang bijaksana, tetapi berbicaralah seperti
orang-orang.” (Aristoteles)
0 Comments
Posting Komentar