Jumat, 23 Maret 2018

Mengubah Arti Perbedaan





Perbedaan dalam diri manusia adalah fitrah sejak lahir ataupun takdir. Terkadang banyak diantara kita yang saling membenturkan dari perbedaan itu, mungkin itulah kenapa manusia saling berselisih. Perbedaan adalah sesuatu yang seharusnya diterima meskipun itu sangat sulit. Dalam keseharian perbedaan sendiri seringkali dibenturkan tanpa disadari, perbedaan dalam keseharian itu seperti gaya hidup, hobi, pekerjaan, penampilan, seni, dan sebagainya. Contohnya dalam hal sederhana yaitu penampilan, di suatu pesta semua orang memakai baju yang bagus memakai kebaya, dan gaun namun ada satu orang yang memakai busana muslim yang syariah, tertutup dan sangat sopan. Lalu apa reaksi tamu yang lainnya? Pasti dalam hati mereka berfikir bahwa orang itu menganut aliran islam tertentu, radikal, Arab, dan kampungan. Padahal dia hanya ingin menerapkan apa yang dia percayai namun kita seenaknya mevonis dengan hal-hal yang buruk.

Contoh lainnya yang sederhana adalah dalam satu kelas semua anak suka film drama action barat namun ada satu orang yang suka film Anime (animasi jepang), langsung semua anak mencap satu anak tersebut itu dengan pemikiran terlalu kekanak-kanakan, tidak gaul, dan aneh. Padahal hanya masalah selera kita langsung begitu mudahnya mevonis seseorang. Terkadang berbeda bukan berarti aneh. Dari hal kecil yang sederhana dalam keseharian saja kita dengan mudahnya membenturkan perbedaan tersebut apalagi hal yang lebih besar lainnya. Kita sering mendengarkan kata-kata tentang toleransi namun apakah kita benar-benar bisa untuk menerapkannya?.

Perbedaan adalah bagian dari manusia, jika semua manusia sama apakah bisa disebut lagi manusia?. Saat ini kita sering melihat situasi yang sangat panas di pemberitaan media tentang isu intoleransi. Ada satu pihak sangat suka mevonis radikal orang lain dan anti idelogi negara dan ada juga pihak lain yang menuduh orang lain liberalis dan dzalim. Saya tidak tahu mana yang benar dan mana salah yang jelas dua-duanya salah. Kenapa dengan sengaja membenturkan perbedaan tersebut dan seolah ingin benar dan di publikasikan banyak orang?. Bukankah telah mereka mencotohkan suatu perilaku yang buruk kepada generasi selanjutnya.

Solusi agar perbedaan itu tidak saling terbentur adalah, jika ada pihak radikal dan anti idiologi negara pancasila maka jangan semakin diperkeruh tapi rangkul mereka dan jangan sekali-kali mengklaim bahwa pancasila adalah milik mereka sendiri karena kita hidup di negara yang sama sehingga ada kata-kata “Saya Pancasila, Saya Indonesia” tapi yang lebih baik adalah “Kita Pancasila, Kita Indonesia” karena apa? Karena kita adalah Negara Kesatuan Indonesia. Di sisi pihak lain seharunya juga tidak melakukan hal serupa dengan membenturkan perbedaan tersebut dengan mengatakan bahwa kita lebih baik dari pada yang lain, liberalis, musuh, dan dzalim. Dalam setiap agama terutama agama islam pasti mengajarkan sifat sabar dan tabayun dengan mengklarifikasi setiap ujaran buruk yang ditujukan kepada kita. Dalam kepercayaan Islam ada yang namanya dakwah yaitu menyebarkan kebaikan dengan cara yang baik dan pintar. Terkadang kita selalu terbawa dalam emosi, gegabah, dan memusuhi seolah-olah bertempur dalam perang. Jika salah maka nasehatilah, jika terbawah amarah maka perbedaan akan semakin meruncing.

Memang di dunia ini perbedaan yang berujung perselisihan tidak dapat dihindari namun tidak harus dilanjutkan karena kita adalah manusia yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Jika disuatu taman ditanami satu jenis bunga maka akan terlihat membosankan dan nampak kurang indah namun jika taman itu ditanami berbagai jenis tanaman bunga maka taman itu akan tampak lebih indah dan berwarna-warni. Perbedaan bukan hanya tentang toleransi beragama, suku, warna kulit namun juga tentang sifat dan perilaku. Perbedaan bukanlah suatu tembok penghalang. Diskriminasi, intimadasi dan lainnya semua berawal dari pemikiran kita. Jadi mari ubahlah pola pikir kita dan menerima perbedaan. Dari hal kecil hingga hal yang besar tadi kita harus belajar menerima. Tuhan bisa saja menciptakan manusia itu sama namun kenapa tuhan menciptakan kita berbeda satu dengan yang lain? Karena tuhan ingin kita berbuat kebaikan dengan menghargai dan mensyukuri apa yang ada di sekitar kita.



“Pikiran manusia membuat pemisahan-pemisahan yang bodoh, yang oleh Sang Maha Kasih dilihat sebagai satu”
“Manusia berhasil menjelajahi antariksa, namun belum mampu juga mendalami dan mengerti pikiran sesamanya”
(Anthony De Mello)

0 Comments

Posting Komentar