Belajar dan mengaji (membaca Al Quran dan Hadits) itu supaya kebodohan di dalam hati kita itu bisa hilang dan lenyap. Berguna untuk diamalkan pada keseharian kita, karena amal itu memerlukan ilmu. Bahkan untuk amalan yang dianggap remeh dan sederhana saja juga memerlukan ilmu.
Betapa banyak para sarjana
atau mereka yang berpendidikan yang mengaku muslim tidak hafal doa ketika
melihat pohon/tanaman yang sedang berbuah. Betapa banyak para ahli debat di
media sosial yang terdiam saat ditanya apa saja itu rukun-rukun shalat. Betapa
banyak mereka para hakim kesesatan diam seribu bahasa saat ditanya huruf apa yg
mempunyai sifat istitholah. Dari hal sederhana saja tidak mengetahui apalagi
suatu yang kompleks?.
"Ah itu
sih pelajaran bocah TK.."
Betul, PELAJARAN BOCAH TK ..
Tp bisakah anda (wahai "ahli ilmu") untuk menjawabnya secara LANGSUNG
tanpa harus nyontek GOOGLE ???
Mari kita koreksi diri!
Apakah mengaji kita selama ini justru menambah gelapnya kebodohan di dalam hati
?
Ataukah mengaji yang telah membuahkan amal dan pelita ilmu di kehidupan kita
dan keluarga kita?
Sungguh ilmu dikatakan bermanfaat bukanlah ilmu yang membuatmu pandai untuk
berdebat sana sini sambil unjuk gigi.
"ini lho aku yg sudah lama ngaji.."
" ini lho aku santrinya kyai Fulan.."
Melainkan ilmu yang bisa membuahkan amal shaleh disetiap waktu, dan ilmu yang
menjadi perisai dari perbuatan yang dilarang Allah dan RasulNya.
Penulis oleh : Ustadz Muhammad Faizar
0 Comments
Posting Komentar