Sabtu, 10 September 2016

Cerita Rakyat Watu Tokol



Cerita rakyat watu Tokol bertempat di satu kampung yang ada di colol kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur yakni kampung Wuas. Mungkin belum banyak yang mengetahui tentang Cerita Rakyat Watu Tokol ini karena minimnya sumber informasi. lewat beberapa teman saya yang kebetulan anak rantauan dari NTT yang menempuh pendidikan di Surabaya, berikut saya uraikan sedikit tentang Cerita Rakyat "Watu Tokol"

Manga ata one ca beo susung ngo emi api acu. Beo hitu ngasangn beo Leda. Ata hitu kudu wo api landing temanga pemantik. Mai hia susung acu kudu ngo emi api one mbaru data cecupu mai. Cai cee ba agu apin acu hitu peang main. Pongo one ikon lata nggara mbaru. Akir koing ket liha acu hitu te ba agu apin. Woko ita lise acu hitu ba agu apin akir tawa lise. Ele tawa hitu cain using mese. Lebon beo leda htu, akirn ise losi. Ata ngger ceen wa main ba agu potang manuk agu lencer. One salang ise ga lelo kole musi.  Ele lelo kole musi hitu ise ga ciring watus gi.
Terjemahan
Di sebuah kampung ada orang yang menyuruh anjing untuk ambil api. Kampung itu bernama kampung Leda. Orang itu mau menyalakan api namun korek api di rumahnya tidak ada. Akhirnya dia menyuruh anjing untuk mengambil api di tetangganya. Ketika sudah sampai di rumah, si anjing bawa dengan api (kayu bakar yang disalah satu ujungnya ada api). Si pemilik rumah mengingkat api (kayu bakar yang disalah satu ujungnya ada api) di  ekor si anjing. Mereka hanya panggil anjing tersebut dari dalam rumah. Saat mereka melihat anjing tersebut, mereka pun tertawa. Akibat setelah mereka tertawa anjing tersebut hujan lebat pun datang saat itu juga. Saat hujan lebat datang kampung itu pun langsung terjadi banjir. Ada yang mengungsi ke kampung sebelah, ada yang membawa sangkar ayam dan nyiru. Saat mereka dalam perjalanan, mereka menoleh ke belakang dan akhirnya mereka menjadi batu. Batu-batu tersebut berbentuk manusia yang sedang memegang sangkar ayam dan nyiru.
Nilai yang terkandung dalam cerita rakyat ini adalah:

Nilai yang terkandung pada cerita ini adalah bahwa setiap orang di dunia tidak berhak semena-mena untuk memerintah, menyuruh atau  melakukan segala sesuatu  yang bukan kehendak makhluk lain, karena kemampuan setiap makhluk hidup itu berbeda-beda tidak dapat di samaratakan begitu saja. Setiap kemampuan baik manusia maupun makhluk lain itu berbeda-beda sesuai dengan kodrat dan kemampuannya masing-masing. Dalam cerita ini manusia menyetarakan anjing seolah-olah sama seperti manusia dan menganggap anjing sanggup mengambil api di rumah tetangga.  Dengan adanya cerita ini muncul mitos yang sampai saat ini masih dipercaya oleh masyarakat sekitar.
 Penjelasan makna dari Cerita Rakyat Watu Tokol adalah jangan menertawakan anjing. Jika ada orang yang menertawakan anjing maka pada daerah tersebut akan terjadi hujan badai. Badai yang terjadi akibat karma menertawakan anjing tersebut menyebabkan ketakutan dan kerugian bagi masyarakat sekitar. Dampaknya berakibat pada kondisi ekonomi, dan trauma yang sangat besar. Selain kerugian ekonomi dan traumatik, hal ini juga berdampak pada kondisi geografis daerah tersebut seperti tanah longsor, dan banjir bandang. Perbuatan dari beberapa orang tersebut yang menyiksa Anjing akibatnya berdampak pada seluruh penduduk desa yang ikut merasakan karma yang seharusnya tidak mereka rasakan.

            Pada cerita Watu Tokol latar belakang tempat kejadiannya terdapat di wilayah kampung Leda. Kampung Leda terletak di kaki bukit, yang merupakan daerah perkebunan kopi yang menjadi komuditas utama warga sekitar. Pada daerah tersebut terdapat beberapa hal yang mempengaruhi terciptanya cerita Watu Colol, seperti banyak ditemukannya bebatuan dan pepohonan atau kayu yang menjadi unsur yang terdapat pada cerita mitos tersebut. Sebagaimana yang terdapat dalam cerita rakyat Watu Tokol, sehari-hari masyarakat masih menggunakan kayu bakar untuk memasak.

0 Comments

Posting Komentar