Sosok Misterius di Pohon Nangka

Cerpen Sosok Misterius di Pohon Nangka

    Kisah ini dimulai saat aku berumur 5 tahun. Saat masih kecil, aku dititipkan oleh kakek dan nenek di sebuah kampung kecil di kabupaten Pasuruan, karena orang tuaku bekerja di Surabaya sehingga tidak bisa membagi waktu untuk menggurusku yang masih kecil. 

 

Almarhum kakekku setiap malam sebelum tidur selalu mengendongku untuk jalan-jalan disekitar rumah sambil menyanyikan lagu-lagu Jawa karena sudah jadi kebiasaanku saat masih kecil tidak bisa tidur jika sebelum digendong berkeliling rumah dan mendengarkan suara nyanyian kakek. Malam semakin larut, seperti biasanya kakek menidurkanku sambil digendong dengan selendangnya. Malam yang sunyi, hanya ada suara jangkrik dan nyanyian kakek yang pelan dan merdu membuatku senang dan menikmatinya namun entah kenapa, tidak seperti biasanya aku belum juga  tidur bahkan tidak mengantuk sama sekali. Malam semakin larut aku meminta kakek untuk berkelilling di Kebun pohon Nangka di seberang rumah karena disitu terdengar banyak suara jangkrik dan katak yang membuatku tertarik dan mungkin bisa membuatku tidur.

                Kakek melanjutkan nyanyiannya diiringi suara jangkrik dan kodok, di salahsatu pohon nangka aku melihat samar-samar kain putih yang mengantung di Pohon Nangka. Aku bertanya “Kek! Apa itu yang mengantung di Pohon Nangka?” kakek menjawab “ ooh itu buah Nangka yang dibungkus karung” aku bertanya lagi “kenapa dibungkus..?”. “ agar tidak jatuh dan agar terhindar dari hama” kata kakek. mendengarkan jawaban kakek aku merasa lega karena kupikir itu adalah hantu Pocong  yang sering saya lihat di film-film TV. Tak lama kakek berkeliling di kebun Nangka itu aku pun mulai mengantuk tapi  tiba-tiba di Pohon Nangka lainnya saya melihat kain putih namun bentuknya tidak biasa,  lebih panjang,  tampak terlihat seperti kain bukanlah karung dan tak mengantung tapi seperti orang duduk di dahan pohon. 

     

Kakek tak menyadarinya karena tidak melihat keatas, aku mengusap mataku dan memperhatikannya lagi. Alangkah kagetnya aku karena bungkusan putih itu terdapat wajah hitam dengan mata yang melotot melihat kearahku. Aku memejamkan mataku lalu menyembunyikan wajahku ke ketiak kakekku. “Ada apa nak..?” Tanya kakek, aku menjawab “Dingin kek, aku ingin tidur di kamar bersama nenek saja”. Aku tidak berani mengatakan apa yang kulihat  kepada kakek, aku hanya meminta kakek untuk pulang dan tidur di kamar saja karena dengan alasan diluar dingin.

Kakek pun beranjak dari tempat itu, aku kembali mengintip kearah pohon itu dan masih terlihat jelas sesosok putih yang duduk di dahan pohon itu. semenjak saat itu aku berhenti melakukan kebiasaanku sebelum tidur karena takut sosok yang menyeramkan itu dan kejadian di masa kecilku itu membuatku trauma hingga saat ini.