Rabu, 23 Desember 2015

Profesionalitas Guru SMA dalam Pembelajaran




            Era globalisasi memberikan dampak positif sekaligus negatif bagi dunia pendidikan. Salah satu dampak negatif dari arus globalisasi adalah terkikisnya nilai-nilai moral bangsa karena pengaruh budaya asing yang kadang kurang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Bangsa yang menginginkan warga negara yang cerdas, beriman, dan bertaqwa, perlu memperhatikan pendidikan anak.
            Kenyataan yang terjadi saat ini, perhatian pada pendidikan ini belum seperti yang diharapkan terutama dari segi penyiapan calon-calon guru. Bagi anak usia Sekolah Dasar, guru merupakan sosok teladan. Anak belajar melalui peniruan, melalui kegiatan meniru atau menyamakan dirinya dengan orang tua dan orang dewasa yang ada disekitarnya. Termasuk didalamnya adalah meniru apa yang dilakukan oleh guru. Namun demikian, pengaruh perkembangan jaman menjadikan sikap dan kepribadian guru kadang kurang dapat dijadikan contoh dan teladan bagi peserta didik.

Kepribadian Seorang Guru

Sebagai seorang guru sangat penting memiliki sikap yang dapat mempribadi sehingga dapat dibedakan ia dengan guru yang lain. Memang, kepribadian menurut Zakiah Darajat disebut sebagai sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan atau ucapan ketika menghadapi suatu persoalan, atau melalui atasannya saja.
Ruang lingkup kompetensi guru tidak lepas dari falsafat hidup, nilai-nilai yang berkembang, di tempat seorang guru berada,tetapi beberapa hal yang bersifat universal yang mesti dimiliki oleh guru dalam menjalankan fungsinya sebagai makhluk individu atau pribadi yang menunjang terhadap keberhasilan tugas pendidikan yang diembannya.
Kemampuan pribadi guru menurut Sanusi (dalam Djam’an:2007) mencakup hal-hal berikut:
1.      Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.
2.      Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanyadianut oleh guru.
Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang. Begitu naik kepribadian seseorang maka akan naik pula wibawa orang tersebut.

Profesionalitas Guru Swasta Tingkat Sekolah Menengah Atas

Guru sebagai pendidik professional mempunyai citra yang baik di masyarakat  apabila dapat menunjukan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilinya. Masyarakat akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru sehari-hari, apakah  memang ada yang patut diteladani atau tidak.
Walau segala perilaku guru selalu guru diperhatikan masyarakat, tetapi guru harus tetap bersikap professional. Sikap profesional guru adalah sikap seorang guru dalam menjalankan pekerjaannya yang mencakup keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang memenuhi standarmutu atau norma tertentu sertamemerlukan pendidikan profesi keguruan.
Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Maister (1997) mengemukakan bahwa profesionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan. Sikap professional guru berhubungan dengan bagaimana pola tingkah laku guru dalam memahami, menghayati, serta mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionalnya.
     Pada kasus yang sering ditemukan di Sekolah Menengah Atas Swasta, beberapa guru dinilai tidak professional dalam menjalannkan tugasnya seperti guru tidak menjadikan RPP sebagai pedoman mengajar, lebih cenderung melakukan aktivitas belajar seenaknya. Selain pada kasus diatas ada juga problem profesionalisme guru yaitu guru lebih mementingkan nilai akademik dibanding nilai sikap atau karakteristik murid.
Kasus problem profesionalitas guru diatas bisa disebabkan oleh kesalahan perekrutan guru oleh sekolah. Kesalahan ini bisa dikarenakan pendidikan seorang guru selama menempuh pendidikan perkuliahan dan selain itu sekolah kurang memperhatikan dan mengawasi aktivitas pembelajaran.
Guru juga sering memberi penghargaan dan memfokuskan pendidikan pada siswa yang pintar saja sedangkan siswa yang kurang berprestasi cenderung diabaikan dan tidak diistimewakan. Problem-problem diatas merupakan hal yang harus dihindari oleh seorang guru karena kesalahan-kesalahan tersebut dapat berdampak pada kualitas belajar siswa.
      Kepribadian guru merupakan perilaku seorang guru yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk melaksanakan tranformasi diri, identias diri, dan pemahaman diri dan memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari.
Sikap profesional guru adalah sikap seorang guru dalam menjalankan pekerjaannya yang mencakup keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi keguruan.Sikap profesionalitas guru diantaranya sikap profesionalitas guru terhadap peraturan perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, anak didik, tempat kerja, pemimpin dan pekerjaan.
Bagaimanapun juga kualitas pendidikan di Indonesia harus mampu bersaing di dunia internasional. Sikap dan perilaku profesional seorang pendidik akan mampu membawa dunia pendidikan lebih berkualitas. Dengan demikian diharapkan mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional Indonesia yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya.


0 Comments

Posting Komentar