Era globalisasi memberikan dampak
positif sekaligus negatif bagi dunia pendidikan. Salah satu dampak negatif dari
arus globalisasi adalah terkikisnya nilai-nilai moral bangsa karena pengaruh
budaya asing yang kadang kurang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Bangsa yang
menginginkan warga negara yang cerdas, beriman, dan bertaqwa, perlu
memperhatikan pendidikan anak.
Kenyataan
yang terjadi saat ini, perhatian pada pendidikan ini belum seperti yang
diharapkan terutama dari segi penyiapan calon-calon guru. Bagi anak usia
Sekolah Dasar, guru merupakan sosok teladan. Anak belajar melalui peniruan,
melalui kegiatan meniru atau menyamakan dirinya dengan orang tua dan orang
dewasa yang ada disekitarnya. Termasuk didalamnya adalah meniru apa yang
dilakukan oleh guru. Namun demikian, pengaruh perkembangan jaman menjadikan
sikap dan kepribadian guru kadang kurang dapat dijadikan contoh dan teladan
bagi peserta didik.
Kepribadian
Seorang Guru
Sebagai seorang guru sangat penting memiliki sikap yang
dapat mempribadi sehingga dapat dibedakan ia dengan guru yang lain. Memang,
kepribadian menurut Zakiah Darajat disebut sebagai sesuatu yang abstrak, sukar
dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan
atau ucapan ketika menghadapi suatu persoalan, atau melalui atasannya saja.
Ruang lingkup kompetensi guru tidak lepas dari falsafat
hidup, nilai-nilai yang berkembang, di tempat seorang guru berada,tetapi
beberapa hal yang bersifat universal yang mesti dimiliki oleh guru dalam
menjalankan fungsinya sebagai makhluk individu atau pribadi yang menunjang
terhadap keberhasilan tugas pendidikan yang diembannya.
Kemampuan pribadi guru menurut Sanusi (dalam Djam’an:2007)
mencakup hal-hal berikut:
1. Penampilan sikap yang
positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, terhadap keseluruhan
situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.
2. Pemahaman, penghayatan
dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanyadianut oleh guru.
Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan
dan teladan bagi para siswanya. Kepribadian mencakup semua unsur, baik
fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah
laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal
tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan, tindakan, dan
tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang.
Begitu naik kepribadian seseorang maka akan naik pula wibawa orang tersebut.
Profesionalitas
Guru Swasta Tingkat Sekolah Menengah Atas
Guru sebagai pendidik professional mempunyai citra yang baik
di masyarakat apabila dapat menunjukan kepada masyarakat bahwa ia
layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilinya. Masyarakat akan
melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru sehari-hari,
apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak.
Walau segala perilaku guru selalu guru diperhatikan
masyarakat, tetapi guru harus tetap bersikap professional. Sikap
profesional guru adalah sikap seorang guru dalam menjalankan pekerjaannya yang mencakup
keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang memenuhi standarmutu atau norma
tertentu sertamemerlukan pendidikan profesi keguruan.
Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada
penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi
penerapannya. Maister (1997) mengemukakan bahwa profesionalisme bukan sekadar
pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan
profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan
yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan. Sikap
professional guru berhubungan dengan bagaimana pola tingkah laku guru dalam
memahami, menghayati, serta mengamalkan sikap kemampuan dan sikap
profesionalnya.
Pada kasus yang
sering ditemukan di Sekolah Menengah Atas Swasta, beberapa guru dinilai tidak
professional dalam menjalannkan tugasnya seperti guru tidak menjadikan RPP
sebagai pedoman mengajar, lebih cenderung melakukan aktivitas belajar
seenaknya. Selain pada kasus diatas ada juga problem profesionalisme guru yaitu
guru lebih mementingkan nilai akademik dibanding nilai sikap atau karakteristik
murid.
Kasus problem profesionalitas guru diatas bisa disebabkan
oleh kesalahan perekrutan guru oleh sekolah. Kesalahan ini bisa dikarenakan
pendidikan seorang guru selama menempuh pendidikan perkuliahan dan selain itu
sekolah kurang memperhatikan dan mengawasi aktivitas pembelajaran.
Guru juga sering memberi penghargaan dan memfokuskan
pendidikan pada siswa yang pintar saja sedangkan siswa yang kurang berprestasi
cenderung diabaikan dan tidak diistimewakan. Problem-problem diatas merupakan
hal yang harus dihindari oleh seorang guru karena kesalahan-kesalahan tersebut
dapat berdampak pada kualitas belajar siswa.
Kepribadian
guru merupakan perilaku seorang guru yang berkaitan dengan kemampuan
individu dalam mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk
melaksanakan tranformasi diri, identias diri, dan pemahaman diri dan memiliki
nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari.
Sikap profesional guru adalah sikap seorang guru dalam
menjalankan pekerjaannya yang mencakup keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi
keguruan.Sikap profesionalitas guru diantaranya sikap profesionalitas guru
terhadap peraturan perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, anak
didik, tempat kerja, pemimpin dan pekerjaan.
Bagaimanapun juga kualitas pendidikan di Indonesia harus
mampu bersaing di dunia internasional. Sikap dan perilaku profesional seorang
pendidik akan mampu membawa dunia pendidikan lebih berkualitas. Dengan demikian
diharapkan mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional Indonesia yaitu
membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
0 Comments
Posting Komentar