Selasa, 19 November 2024

Cerpen "Dibalik Bayangan"



Di sebuah kota kecil yang penuh dengan riuh rendah suara kehidupan, tinggalah seorang pria bernama Zaki.  Sejak kecil, Zaki selalu merasa ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Dia bukan hanya seorang anak biasa, tetapi seseorang yang memiliki kemampuan melihat bayangan masa lalu atau disebut dengan Retrokognisi. Kemampuannya ini meskipun kadang menakutkan, tapi telah banyak membantunya memahami sejarah kota dan beragam kisah orang-orang yang tinggal di dalamnya.

Zaki tinggal di sebuah kota yang bernama Eastown, dia baru pindah beberapa minggu karena ada pekerjaan yang harus dia lakukan. Zaki adalah seorang Jurnalis, dia bekerja disebuah perusahaan media yang cukup terkenal. Zaki dipindahkan untuk sementara disana untuk membantu cabang atau kantor di kota tersebut.

Kota Eastown memiliki sejarah panjang yang penuh dengan misteri dan legenda. Di setiap sudut jalan, di balik setiap jendela rumah, ada cerita yang ingin diungkap. Zaki, dengan rasa ingin tahunya yang tak pernah padam, sering kali berjalan-jalan menyusuri jalan-jalan kota pada malam hari, dia melakukannya karena ingin memahami sejarah dan bagaimana cerita kehidupan masa lalu masyarakat local disana. Baginya kegiatan itu adalah sebuah hiburan seperti halnya membaca novel atau menonton film.

Suatu malam, ketika bulan purnama bersinar terang, Zaki menemukan sebuah bayangan yang berbeda dari di tempat rumah yang dia sewa sebelumnya. Bayangan seorang wanita yang terlihat sangat tertekan dan putus asa. Wanita ini, yang ternyata bernama Vivi. Vivi adalah roh yang terjebak di antara dua dunia. Jiwanya mengembara dalam rasa penyesalan atas urusannya di dunia yang belum terselesaikan. Dia menceritakan kepada Arka tentang sebuah tragedi yang terjadi bertahun-tahun lalu, sebuah rahasia kelam yang melibatkan keluarga yang sangat berpengaruh di kota itu, yaitu keluarga Alvaren.

Vivi adalah seorang wanita muda yang cantik dan cerdas. Dia lahir dari keluarga sederhana, tetapi memiliki mimpi besar untuk mengubah hidupnya dan orang-orang di sekitarnya. Namun, mimpinya hancur ketika dia terjebak dalam intrik gelap keluarga Alvaren. Pada masa itu, keluarga Alvaren memegang kekuasaan besar di Eastown, mereka mengendalikan berbagai aspek kehidupan kota melalui kekayaan dan pengaruh politik mereka.

Suatu hari, Vivi yang juga bekerja sebagai seorang Jurnalis seperti Zaki, telah menemukan bukti-bukti korupsi besar yang dilakukan oleh keluarga Alvaren. Dia menyadari bahwa mereka tidak hanya mencuri kekayaan kota, tetapi juga terlibat dalam berbagai aktivitas ilegal yang membahayakan banyak nyawa. Keluarga Alvaren terlibat dalam kasus penyelundupan barang-barang illegal yang terlarang, perdagangan manusia dan prostitusi. Dengan keberanian yang luar biasa, Vivi memutuskan untuk mengungkap kebenaran ini kepada publik.

Namun, keluarga Alvaren mengetahui rencana Vivi. Keluarga Alvaren mengetahuinya dari teman kantornya yang bernama Lisa. Lisa membocorkannya karena disuap dan ditekan. Mereka melihatnya sebagai ancaman besar yang harus segera dihilangkan. Pada suatu malam yang gelap, Vivi diculik dari rumahnya dan dibawa ke sebuah kabin di lokasi terpencil pinggiran kota. Di sana, dia diintimidasi, dilecehkan, disiksa agar bersedia menghentikan aksinya. Meskipun dalam ketakutan yang mendalam, Vivi tetap teguh pada prinsipnya dan menolak untuk menyerah. Karena ini adalah tekad dan usahanya untuk menyelamatkan orang-orang yang tidak berdosa.

Keluarga Alvaren, yang tak mengenal belas kasihan, akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidup Vivi dengan cara yang tragis. Mereka merekayasa dengan membuat kematiannya tampak seperti kecelakaan sehingga tidak ada yang mencurigai keterlibatan mereka. Sejak saat itu roh Vivi tidak dapat beristirahat dengan tenang. Rasa tidak adil dan penderitaan yang dia alami membuatnya tetap terikat di dunia ini, dia mencari keadilan yang belum terwujud.

               Vivi memohon bantuan Zaki untuk mengungkap kebenaran dan membebaskan rohnya. Dengan keberanian dan tekad, Zaki mulai menyelidiki masa lalu keluarga Alvaren, dia berkomitmen dan menerima segala resiko untuk menghadapi berbagai rintangan dan bahaya. Dia harus berhadapan dengan kekuatan besar dan gelap yang mencoba menghentikannya, tetapi dengan bantuan teman-temannya dan dukungan Vivi yang selalu mendampinginya, Zaki perlahan-lahan mulai mengungkap misteri yang tersembunyi.

               Dia mengkolaborasikan kemampuannya sebagai seorang Jurnalis dengan kemampuan istimewanya sebagai seorang Retrokognisi. Semakin dalam Zaki menyelidiki, semakin dia menyadari bahwa kisah ini lebih dari sekadar kasus pembunuhan, Ini adalah cerita tentang kekuasaan kotor, dan pengkhianatan.

               Melalui penyelidikannya dia mampu mengumpulkan semua bukti yang ada, namun dia kesulitan untuk menemukan saksi dari konspirasi pembunuhan Vivi yang telah dilakukan keluarga Alvaren. Dia teringat dengan cerita Vivi tentang teman sekantornya yang membocorkan kasus kejahatan keluarga Alvaren.

               Zaki lekas segera menemui teman Vivi yang dimaksud tersebut. Zaki berhasil menemui Lisa yang dulu merupakan teman sekantornya Vivi yang menghianatinya dan mengajaknya untuk bertemu di sebuah kafe yang dekat dengan tempatnya dia bekerja. Zaki menceritakan semuanya dari awal, tentang tujuannya dan pertemuannya dengan roh Vivi yang tidak tenang.

Lisa tertawa, karena hal itu mustahil.

“Apa kau bercanda? Kau mengajakku kesini hanya untuk mendengarkan omong kosongmu ini.

Roh Vivi dan kemampuan Retrokognisi?

Bualan macam apa ini! Kau seorang Jurnalis bukan! Seharusnya kau berpikir lebih logis….”

Ucap Lisa dengan mimik wajah yang tampak meremehkan dan mengejek pengakuan Zaki tersebut.

               Saat Lisa ingin beranjak pergi karena pembicaraan ini menurutnya tidak penting, Zaki lalu memegang tangan Lisa dan melalui kontak fisik tersebut Zaki memperlihatkan apa yang selama ini dia lihat. Zaki memberikan visualisai pada alam bawah sadar Lisa tentang kejadian-kejadian tragis meninggalnya Vivi, kesedihan, penyesalan, dan penderitaannya.

               Zaki juga memperlihatkan bahwa Roh Vivi memang benar-benar ada dan dia sedang mengawasi Vivi dan Zaki di sudut ruangan kafe tersebut. Setelah semua kebenaran tentang Vivi diperlihatkan, Zaki pun melepaskan tangan Lisa.

               Setelah melihat itu semua, seketika itu Lisa langsung meneteskan air mata. Dia mengaku sebenarnya selama ini menyesal atas apa yang terjadi. Kematian Vivi, 3 tahun lalu membuatnya tidak tenang, dia selalu dihantui rasa bersalah yang amat dalam. Lisa tidak menyangka jika yang dia lakukan berakibat sejauh ini hingga merenggut nyawa Vivi.

               Setelah itu, Lisa membantu Zaki untuk mengungkap kasus ini agar dosanya di masa lalu bisa ditebus. Lisa mengajak Zaki ke kantornya, lalu pergi ke ruangan yang biasa digunakan Vivi untuk bekerja. Dia lalu membuka laptop dan menyalin sebuah data ke sebuah Flashdisk yang merupakan bukti-bukti yang lebih kuat kasus kejahatan keluarga Alvaren yang ternyata masih tersimpan. Lisa juga berjanji dia siap menjadi saksi atas kasus ini termasuk saksi tentang pembunuhan Vivi.

               Setelah berbagai upaya dan pengorbanan, Zaki akhirnya berhasil mengumpulkan semua bukti dan saksi yang cukup untuk mengungkap kejahatan keluarga Alvaren. Dia menyerahkan semua bukti tersebut kepada pihak berwenang, bukan hanya itu dia mengirimkan semua file data tersebut ke kantor pusat redaksi perusahaannya agar jika nanti kasus ini tenggelam dan pihak berwenang tidak bisa dipercaya serta tak profesional setidaknya semua orang harus tahu kejahatan keluarga Alvaren.

               Akhirnya setelah proses yang panjang, pihak berwenang berhasil menangkap dan mengadili anggota keluarga Alvaren yang terlibat dalam kematian Vivi dan aktivitas yang melanggar hukum lainnya di kota Eastown. Keadilan akhirnya terwujud, dan roh Vivi dapat beristirahat dengan tenang.

               Semua telah selesai, Zaki berhasil menunaikan tugas dan janjinya kepada Vivi. Kasus ini cukup menyita perhatian seluruh negeri karena kasus keluarga Alvaren ini telah berkembang hingga melibatkan politikus besar. Demi keselamatannya, pihak kantornya menarik Zaki untuk kembali ke kota kantor pusat. Entah kenapa setelah seminggu kasus ini terungkap, Zaki tidak lagi ditemui oleh rohnya Vivi. Dia berpikir mungkin Vivi sudah tenang tanpa harus berpamitan.

               Malam terakhir di kota Eastown, Zaki ingin sedikit menikmati pemandangan kota tersebut sebelum pagi harinya dia harus ke bandara untuk pulang. Dia membeli kopi hangat di minimarket terdekat dan pergi ke sebuah taman yang teletak di sebuah bukit dengan pemandangan kota Eastown yang indah dari sana.

Saat menikmati seduhan kopi terakhirnya, tiba-tiba ada angin sejuk yang berhembus ke arahnya dengan dedaunan kering dari pohon yang mengenai tubuhnya.

               Tiba-tiba terlihat sosok bayangan Vivi yang muncul di kejauhan. Di bawah sinar bulan purnama, Vivi tersenyum. Kini tak tampak raut wajah sedih, dan pucat dari roh Vivi. Dia tampak tidak menyeramkan, dia terlihat cantik seperti manusia normal. Dengan mata yang berkaca-kaca, Vivi mengucapkan terima kasih kepada Zaki atas semua yang telah dia lakukan.

“Zaki, terima kasih telah memberikan keadilan bagi diriku dan kota ini. Aku bisa merasakan kedamaian sekarang, aku bisa tenang dan pergi dengan damai. Terima kasih telah menjadi sahabat yang luar biasa, bahkan saat aku sudah tiada….”

Zaki, dengan suara bergetar, menjawab

 “Vivi, kamu adalah orang yang kuat dan berani. Kamu mengajarkanku banyak hal tentang keberanian dan keadilan. Aku akan selalu mengingatmu dan menghargai setiap momen yang kita lalui bersama.”

Vivi tersenyum lembut, air mata mengalir di pipinya.

“Aku akan selalu bersamamu Zaki, di dalam hatimu. Kini saatnya kamu melanjutkan hidup, sekali lagi terima kasih atas semuanya….”

Zaki melihat Vivi perlahan-lahan memudar, bergabung dengan cahaya bulan yang menerangi malam. Zaki merasa lega dan bahagia karena tenyata Vivi berpamitan dengannya cara yang mengharukan dan cukup emosional. Zaki lalu meninggalkan taman, menuruni bukit dengan ditemani oleh kunang kunang yang kelap kelip untuk segera kembali kerumahnya dan istirahat untuk perjalanannya besok.

 

 

 - SELESAI -


Karya: Heru AP

0 Comments

Posting Komentar